Adirekso.my.id – JAKARTA – Kementerian Koordinator Sektor Kemaritiman kemudian Pengembangan Usaha (Kemenko Marves) menegaskan akan mengambil tindakan tegas terhadap ledakan tungku smelter dalam pabrik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) yang mana beroperasi di tempat Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah.
Menko Marves, Luhut B. Pandjaitan telah dilakukan mengawasi rapat koordinasi yang dihadiri oleh Menteri Tenaga Kerja (Menaker), Kementerian Pertambangan (Kemenperin), Kepala Staf Umum TNI, Kapolda Sulawesi Tengah, Badan Pemelihara Security Polri, kemudian pemangku kepentingan daerah. Dalam kesempatan ini, Menko Luhut menekankan terhadap semua Kementerian/Lembaga (K/L) terkait untuk menangani kesulitan ini dengan serius.
“Saya ingin mengingatkan bahwa negara kita miliki regulasi yang mana jelas lalu tegas. Siapapun yang dimaksud melanggar akan dihadapkan pada hukum yang mana berlaku. Ini adalah tidak hanya saja tanggung jawab Polri, tetapi semua K/L terkait harus bekerja mirip pada upaya penegakan ini,” ujar Menko Luhut di keterangan resminya, hari terakhir pekan (29/12/2023).
Sebagaimana diketahui, dari laporan terakhir, insiden ini sudah pernah menelan korban 19 orang meninggal dunia (11 TKI kemudian 8 TKA), 29 luka berat, serta 11 luka ringan. Saat ini, berdasarkan hasil kunjungan Tim Kemenko Marves, penanganan korban yang dimaksud masih di perawatan sudah ada dilaksanakan dengan baik, termasuk malakukan evakuasi melawan korban yang dimaksud dirawat ke Makassar kemudian Jakarta.
Selain itu, pihak perusahaan juga telah memberikan santunan sebesar Rp600 jt untuk korban yang digunakan meninggal dunia, diluar dari santunan dari BPJS.
Menko Luhut menekankan, bahwa tidak ada ada toleransi bagi kegagalan pada menerapkan standar Keselamatan serta Aspek Kesehatan Kerja atau K3 yang dimaksud dapat membahayakan pekerja juga lingkungan. Menko Luhut memerintahkan untuk Menteri Tenaga Kerja dan juga Menteri Industri untuk menegaskan SOP lalu panduan K3 di dalam seluruh smelter nikel pada Indonesia telah lama memadai juga dilaksanakan dengan baik.
“Prioritas kami adalah keselamatan pekerja. Kami bukan akan kompromi dengan kegagalan apapun pada menerapkan standar keselamatan. Perusahaan harus bertanggung jawab penuh berhadapan dengan konsekuensi dari insiden ini, lalu kami akan menjamin keadilan bagi para korban juga keluarga mereka,” pungkas Luhut.