Harga Minyak Global Terpangkas Turun 10% pada 2023

Adirekso.my.id – JAKARTA – Harga minyak mentah berjangka turun lebih lanjut dari 10% pada tahun 2023 yang digunakan penuh gejolak, mulai dari gonjang-ganjing geopolitik lalu perasaan khawatir terhadap tingkat produksi minyak dari produsen utama pada seluruh dunia.

Minyak mentah Brent pada hari Hari Jumat (29/12), hari perdagangan terakhir tahun ini, ditutup pada USD77,04 per barel, turun USD11 sen atau 0,14%. Sementara nilai minyak mentah West Texas Intermediate Amerika Serikat bercokol pada USD71,65 per barel, turun USD12 sen atau 0,17%.

Mengutip Reuters, Hari Sabtu (30/12/2023), kedua kontrak yang dimaksud turun lebih besar dari 10% pada tahun 2023 lalu menghentikan tahun ini pada level akhir tahun terendah sejak tahun 2020. Brent telah lama naik 10% dan juga WTI sebesar 7% tahun lalu, didukung oleh kegelisahan pasokan setelahnya operasi militer Rusia ke Ukraina.

Survei Media Reuters terhadap 34 ekonom dan juga analis memperkirakan minyak mentah Brent rata-rata akan dibanderol sebesar USD82,56 pada tahun 2024, turun dari konsensus bulan November sebesar USD84,43. Alasannya, analis memperkirakan perkembangan global yang digunakan lemah akan membatasi permintaan. Namun, ketegangan geopolitik yang mana sedang berlangsung dapat memberikan dukungan terhadap harga.

Para analis juga mempertanyakan apakah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak kemudian sekutunya, atau OPEC+, akan mampu berjanji terhadap pengurangan pasokan yang tersebut merek janjikan untuk menopang harga. OPEC+ pada waktu ini memangkas produksi sekitar 6 jt barel per hari, mewakili sekitar 6% pasokan global.

OPEC menghadapi melemahnya permintaan minyak mentahnya pada paruh pertama tahun 2024 ketika pangsa bursa globalnya turun ke level terendah sejak pandemi penurunan produksi dan juga keluarnya Angola dari kelompok tersebut.

Sementara itu, konflik di dalam Timur Tengah mengakibatkan kegelisahan mengenai kemungkinan gangguan pasokan di beberapa bulan terakhir tahun 2023 yang diperkirakan akan berlangsung hingga tahun 2024. “Kita akan mengawasi volatilitas yang digunakan terus berlanjut mendekati tahun 2024 seiring dengan perkembangan geopolitik juga ketakutan bahwa konflik dapat menyebar ke seluruh kawasan,” kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates.

Bulan ini, serangan yang mana diadakan kelompok Houthi di area Yaman terhadap kapal pengapalan yang transit dalam rute Laut Merah memaksa perusahaan-perusahaan besar mengubah rute pengiriman mereka. Meskipun perusahaan-perusahaan tertentu bersiap untuk melanjutkan pergerakan melalui Terusan Suez, beberapa kapal tanker minyak mentah kemudian komoditas olahan masih memilih rute yang dimaksud lebih banyak panjang mengelilingi Afrika untuk menghindari prospek konflik pada wilayah tersebut.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *