Ekspor Layanan Hasil Hutan Lampaui Target, Kehandalan SVLK Jadi Kunci Penting Pokok

Adirekso.my.id – JAKARTA – Ekspor item hasil hutan tetap memperlihatkan meningkat dan juga berhasil mencapai target yang dimaksud dicanangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan juga Kehutanan ( KLHK ). KLHK memiliki target ekspor hasil hasil hutan pada 2023 sebesar USD10 miliar. Realisasinya hingga pertengahan Desember telah mencapai USD12,85 miliar atau 128,5% dari target.

Salah satu faktor yang mana mempengaruhi kinerja ekspor hasil hutan adalah adanya kehandalan Sistem Verifikasi Legalitas juga Kelestarian (SVLK). Sistem yang dimaksud sudah pernah mendapat kepercayaan global untuk menjamin item kayu yang digunakan dibeli bersumber dari pengelolaan hutan secara lestari.

”Hal ini juga dibuktikan Indonesia menempati ranking tertinggi pada Global Timber Index (GTI), jaringan yang digunakan mengiklankan perdagangan kayu legal kemudian berkelanjutan yang mana dipublikasikan oleh Organisasi Kayu Tropis Internasional (ITTO),” kata Plt Dirjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari KLHK Agus Justianto di siaran persnya, Akhir Pekan 31/12/2023).

Direktur Bina Pengolahan serta Pemasaran Hasil Hutan KLHK Krisdianto menjelaskan, rebranding serta penguatan SVLK sangat strategis ketika isu legalitas lalu kelestarian komoditas kayu semakin menjadi perhatian dunia. Banyak negara yang sekarang ini menciptakan regulasi untuk menegaskan barang kayu yang dimaksud masuk bersumber dari pengelolaan hutan lestari kemudian bukanlah dari deforestasi.

Setelah Uni Eropa memberlakukan ketentuan anti deforestasi (EUDR), sekarang ini tren regulasi bebas deforestasi juga muncul dalam pasar-pasar kunci. Di antaranya di dalam Amerika Serikat dengan US Forest Act 2023, Inggris (UK Forest Risk Commodities), lalu Negeri Sakura (Japan Clean Wood Act).

Untuk menghadapi tren tersebut, penguatan SVLK terus dilakukan. Saat ini SVLK telah dilakukan dilengkapi dengan kriteria lalu indikator sesuai tuntutan bursa global, salah satunya adalah keterlacakan melalui penyampaian titik koordinat lokasi penebangan, pengolahan, lalu pemasaran item kayu (geo-lokasi). Untuk semakin menguatkan legalitas serta keterlacakan substansi baku kayu, dijalankan interkoneksi sistem informasi.

Krisdianto melanjutkan, untuk meningkatkan keberterimaan SVLK kampanye positif SVLK kemudian soft diplomacy juga dilaksanakan bersamaan dengan pemasaran lalu peningkatan kerja sejenis internasional. “Selain untuk pasar-pasar kunci seperti Uni Eropa, Jepang, lalu Amerika Serikat, SVLK juga menjadi bekal untuk Indonesia membuka akses bursa baru,” lanjutnya.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) yang digunakan juga Ketua Wadah Komunikasi Komunitas Perhutanan Indonesia (FKMPI) Indroyono Soesilo menggalang penuh upaya pemasaran dan juga diplomasi SVLK.
Menurut Indroyono, SVLK terbukti meningkatkan akuntabilitas kemudian transparansi yang dimaksud berdampak pada perbaikan tata kelola hutan dalam Indonesia

“Dengan SVLK kita berhasil menekan pembalakan liar sampai titik terendah kemudian memperlambat laju deforestasi. Secara bukan segera SVLK juga menggalang capaian FOLU Net Sink 2030 dengan menekan laju deforestasi kemudian pembalakan liar dan juga memperluas pangsa kayu legal” katanya.

Indroyono juga mengungkapkan penawaran lalu kerja sejenis dengan asosiasi-asosiasi importir kayu pada negara-negara tujuan pada waktu ini terus dilaksanakan dengan fasilitasi dari Kedubes Indonesia di tempat negara tujuan ekspor. Salah satu yang dimaksud diadakan asosiasi adalah melakukan komunikasi dan juga penjajakan pangsa dengan salah satu grup perusahaan terbesar di dalam Timur Tengah.

Hal itu diadakan di dalam sela Pertemuan Perubahan Iklim COP28 UNFCCC, Dubai Uni Emirat Arab. ”Harapannya Dubai bisa saja menjadi hub untuk perdagangan kayu Indonesia di tempat Timur Tengah, bahkan ke pangsa global,” tuturnya.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *